Deskripsi Majalah Online
Judul | Portal jaringan informasi bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora (JIBIS dan Humaniora) |
Majalah | Visi Pustaka |
Edisi | Vol. 07 No. 1 - Juni 2005 |
Abstrak | Kesadaran di dunia perpustakaan tentang perlunya kerja sama dalam penyelenggaraan layanan perpustakaan, khususnya untuk penyediaan informasi bidang ilmu-ilmu sosial dan budaya telah tumbuh sejak tahun1970-an, terlihat dari pemebentukan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Ilmu Sosial dan Budaya pada tahun 1971. Akan tetapi, sampai dengan tahun 2000-an jaringan kerja sama tersebut belum dapat dikatakan berjalan secara efektif. Evaluasi dan upaya penyempurnaan terus dilakukan oleh Perpustakaan Nasional yang menyandang tugas sebagai koordinator. Setelah melalui beberapa kali pertemuan, pembahasan, tukar pikiran dan konsultasi, pada tahun 2003 disepakati memperluas lingkup keanggotaan jaringan ke lingkup nasional dan mengimplementasikan  teknologi sebagai sarana "resource sharing." Keputusan itu direalisasikan dalam pembangunan Portal JIBIS dan Humaniora. |
Keyword | Jaringan; JIBIS; Humaniora |
Pengarang | Dewi Sundari |
Subjek | Jaringan Informasi Perpustakaan Perpustakaan, Kerjasama |
Sumber | |
Artikel Lengkap | 1. Pendahuluan Pada tahun 1974, dibentuklah Proyek Jaringan Dokumentasi dan Informasi Ilmu-Ilmu Sosial yang dikelola oleh Pusat Dokumentasi dan Informasi Nasional-LIPI. Dengan berdirinya Perpustakaan Nasional yang secara struktural berada di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1980, tanggung jawab pusat jaringan berpindah kepada Perpustakaan Nasional. Pada tahun 1990 status Perpustakaan Nasional ditingkatkan menjadi lembaga pemerintah non departemen (LPND) dan namanya berubah menjadi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, maka lembaga inilah yang kemudian menjadi koordinator Jaringan Dokumentasi dan Informasi Ilmu Sosial dan Budaya dengan lingkup nasional. Dalam perjalanan sejak pembentukannya, kerja sama penyediaan informasi bagi pengguna yang diharapkan dapat berlangsung di antara anggota jaringan dapat dikatakan tidak pernah terwujud. Jangankan dalam tingkat nasional, untuk lingkup Jakarta saja jaringan tersebut dapat dikatakan tidak berfungsi. Berdasarkan asumsi bahwa penyebab ketidakberfungsian jaringan tersebut adalah karena kurangnya pembinaan secara berkesinambungan, maka pada tahun 2000 Perpustakaan Nasional RI melakukan beberapa langkah, di antaranya: 2. Kegiatan 3. Masalah Berdasarkan kenyataan tersebut, dalam pertemuan di Perpustakaan Nasional pada tahun 2002, dibahas perkembangan JIBIS dan Humaniora dan permasalahannya. Dalam diskusi di antara para anggota dapat ditangkap beberapa hal yang menjadi kendala kerja sama antarperpustakaan anggota jaringan, di antaranya: Kendala-kendala di atas menyebabkan JIBIS dan Humaniora mengalami stagnasi dalam perkembangannya. 4.Hasil Model jaringan semacam JIBIS dan Humaniora ini, menurut Pendit, sangat memerlukan modal sosial (social capital). Istilah social capital pertama kali muncul dalam kajian masyarakat (community studies) untuk membuktikan pentingnya jaringan hubungan pribadi yang kuat dan bersilangan, yang berkembang perlahan-lahan sebagai landasan bagi saling percaya, kerjasama, dan tindakan kolektif dari sebuah komunitas. Jaringan ini menentukan bertahan dan berfungsinya city neighbourhoods. Modal Sosial mengandung aspek sebagai berikut : Adapun dimensi modal sosial ini meliputi 3 aspek : Dalam hubungan ini JIBIS dan Humaniora perlu melakukan evaluasi kinerjanya selama ini. Agar kegiatan jaringan informasi ini dapat berjalan secara lebih implementatif perlu dibuat pedoman, protokol komunikasi, standardisasi dan sebuah portal pada world wide web. Namun perlu dipahami bahwa jaringan bukan merupakan persoalan teknologi. Dimensi dalam jaringan mengacu pada structural resources dan general spirit. Dua hal tersebut dapat hidup dan berkembang apabila jaringan memiliki roh berupa resource sharing dan protocol. Dengan demikian teknologi tidak akan memecahkan masalah dalam jaringan sebelum ada komitmen tentang resource sharing. Mengacu pada persoalan JIBIS dan Humaniora, resource sharing dapat dikatakan baru dalam tingkat wacana. Pemakaian teknologi pada jaringan akan sangat membantu mengimplementasikan hal-hal yang semula masih bersifat wacana tersebut. Namun hal ini perlu mempertimbangkan kesinambungannya, jenis teknologi yang dipakai, sikap yang sama antar anggota jaringan terhadap teknologi yang digunakan, dan adanya konsensus tentang pemakaian teknologi tersebut. Sebagai pelengkap saran dan masukan di atas dan sebagai upaya untuk menetapkan langkah yang harus diambil untuk memecahkan permasalahan, dalam pertemuan anggota selanjutnya, pada tanggal 30 Desember 2003, Perpustakaan Nasional sebagai koordinator jaringan meminta bantuan Blasius Sudarsono untuk menjaring, mengevaluasi dan menyimpulkan keinginan anggota jaringan. Kesimpulan tersebut akan dijadikan dasar dalam mengambil langkah pemecahan yang konkret. Dalam makalah pengantar yang berjudul "Pembangunan Portal Jaringan Informasi Bidang Ilmu-ilmu Sosial dan Kemanusian." Blasius Sudarsono menyampaikan pembangunan portal JIBIS dan Humaniora sebagai solusi terhadap masalah yang dihadapi. Usulan tersebut didasarkan pada hasil pertemuan di Perpustakaan Sekretariat ASEAN dan juga pada tulisan Sulistyo Basuki, "Beberapa gagasan tentang rencana praktis jaringan dokumentasi dan informasi  bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu Pengetahuan Budaya." yang dimuat/dipresentasikan dalam pertemuan rutin Jibis-Humaniora pada bulan Oktober 2002 di Perpustakaan Nasional RI. "Walaupun sudah diserahkan selama lebih dari 10 tahun kegiatan jaringan belum menunjukkan semangat, ciri, greget dan keragaan (kinerja) sebagaimana layaknya sebuah jaringan dokumentasi dan informasi tingkat nasional. Maka perlu membuat langkah praktis yang dapat segera dilakukan tanpa biaya yang banyak untuk selanjutnya dikembangkan sebagai layaknya sebuah jaringan dokumentasi dan informasi bertaraf nasional." Menurut Sudarsono, ada 2 (dua) hal penting sebagai titik awal pemikiran pembangunan portal, yaitu konsep jaringan yang berubah dan cara membangun portal secara gotong royong. Memang dalam hal ini selalu diperlukan fasilitator yang sebelumnya disebut sebagai koordinator jaringan. Berpegang pada sejarah pembentukan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Ilmu Sosial dan Budaya,  Perpustakaan Nasional RI sharus bertindak sebagai fasilitator jaringan. Usulan pembangunan portal JIBIS dan Humaniora disetujui oleh sebagian besar anggota yang hadir. Pembangunan dan pembangunan portal diserahkan kepada Perpustakaan Nasional sebagai fasilitator, sedangkan hal-hal yang bersifat teknis dalam pembangunan portal akan dibahas secara rinci dalam forum yang lebih kecil. Ada beberapa konsep dasar pembangunan portal ini, yaitu: Berdasar keputusan anggota di atas, Perpustakaan Nasional, dalam hal ini unit kerja Bidang Kerjasama Perpustakaan dan Otomasi mulai membuat rancangan portal, membangun dan menyediakan akses melalui internet. 5.Penutup |