Kepala Perpusnas Baru Resmi Dilantik

Kepala Perpusnas Baru Resmi Dilantik

Kepala Perpusnas Baru Resmi Dilantik

Jakarta - E. Aminudin Aziz resmi dilantik sebagai Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas).

Prosesi pelantikan dilakukan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen), Abdul Mu’ti di Graha Utama Lantai 3, Gedung A, Kementerian Dikdasmen, Selasa (7/1/2025).

Dalam sambutannya, Menteri Abdul Mu’ti mengucapkan selamat dan mengingatkan bahwa Kementerian Dikdasmen adalah salah satu yang memiliki tugas utama yaitu mencerdaskan anak bangsa.

“Ini merupakan tugas yang sangat penting yang menentukan harkat dan martabat bangsa di masa yg akan datang,” katanya.

Selain itu, dia juga mengharapkan inovasi baru dan terobosan cerdas yang tidak meninggalkan praktik-praktik baik yang telah dirintis sebelumnya.

Lebih lanjut, Menteri Abdul Mu’ti menekankan kepada pemimpin yang dilantik agar menjadi pribadi yang SANTUN.

“Harus menjadi pemimpin yang Setia, Amanah, Nasionalis, Teladan, Unggul, dan Ngemong,” pungkasnya.

Kepala Perpusnas terlantik, E. Aminudin Aziz atau yang lebih akrab dipanggil Amin ini mengatakan bahwa selama sekitar 13 bulan menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Perpusnas, dia menemukan banyak tantangan yang harus dihadapi untuk kemudian dicari jalan keluarnya.

Tugas dan fungsi Perpusnas yang sesuai dengan regulasi ialah mengawal program literasi. Sehingga, pemahaman tentang perpustakaan sebagai tempat menyimpan buku dan koleksi harus diperbarui.

“Perpustakaan tidak bisa lagi dimaknai sebagai tempat menyimpan buku dan koleksi karena sejatinya sudah terjadi transformasi dari fungsi perpustakaan itu sendiri. Saat ini fungsinya adalah sebagai wahana orang untuk berpartisipasi mengembangkan kreatifitasnya melalui fasilitas yang disediakan,” ucapnya.

Amin juga menekankan literasi masyarakat bisa ditingkatkan menjadi lebih baik dengan didukung oleh fasilitas-fasilitas yang ada di perpustakaan seperti naskah, koleksi, dan jejaring.

“Oleh karena itu, saya sebagai kepala akan mengukuhkan program yang sudah diinisiasi 13 bulan terakhir, agar lebih terstruktur dan masif,” ujarnya.

Sebagai informasi, ada tiga program prioritas yang sudah digagas saat dia menjabat sebagai Plt. Kepala Perpusnas yakni peningkatan budaya baca dan kecakapan literasi, pengarusutamaan naskah nusantara, dan standardisasi dan akreditasi perpustakaan.

“Saya ingin mengawal program prioritas yang sudah dibuat dan berkoordinasi dengan kementerian serta lembaga lain yang mengusung program yang sama, sehingga literasi masyarakat Indonesia dan murid-murid di sekolah dari hari ke hari bisa menjadi semakin baik berkat fasilitas yang dibuat salah satunya oleh perpustakaan,” harapnya.

E. Aminudin Aziz menyelesaikan pendidikan Diploma dan Sarjana di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Pendidikan Indonesia (1986-1991) di Bandung.

Kemudian melanjutkan pendidikan ke Departmen of Linguistics, Monash University, Australia untuk jenjang Master of Arts in Linguistics (1994-1996) dan Ph.D. Linguistics (1997-2000).

Selain aktif sebagai dosen dan peneliti linguistik, khususnya bidang Pragmatik (Teori Kesantunan Berbahasa), dia juga pernah menempati berbagai posisi di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

E. Aminudin Aziz juga pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Bahasa, Kemenrerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (2010-2011).

Sejak Juli 2016 dia ditugaskan menjadi Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Kedutaan Besar Republik Indonesia, di London.

Pada 8 Mei 2020, dia diangkat sebagai Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Republik Indonesia.

Pada 23 November 2023, dia juga ditetapkan sebagai Plt. Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Prestasi termasyhur yang dia torehkan ialah masuk ke dalam daftar 100 orang berpengaruh dalam bidang kecerdasan buatan tahun 2024 versi Majalah Time (TIME100 AI 2024).

Predikat ini diperoleh atas usaha Badan Bahasa dalam pelestarian lebih dari 700 bahasa daerah. Selain itu, Badan Bahasa juga berhasil mengembangkan perangkat AI dan memiliki lebih dari 350 kamus untuk setiap bahasa yang unik.

Reporter: Basma Sartika

Dokumentasi: Ahmad Kemal Nasution dan Prakas Agrestian