Perpusnas Tampilkan Naskah Kuno Islam di Islamic Art Biennale 2025

Perpusnas Tampilkan Naskah Kuno Islam di Islamic Art Biennale 2025

Perpusnas Tampilkan Naskah Kuno Islam di Islamic Art Biennale 2025

Jeddah, Arab Saudi- Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) turut berpartisipasi dalam Islamic Art Biennale 2025 yang diselenggarakan di sisi barat Terminal Haji Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi pada tanggal 25 Januari hingga 25 Mei 2025.

 

Perpusnas bangga menjadi salah satu perwakilan Indonesia yang menampilkan empat koleksi warna warisan Islam Indonesia dalam bentuk naskah kuno yaitu naskah VT 129 (Kutika Bugis), NB 27 D (Ilmu Perbintangan), ML 460 (Bilangan Takwim) dan  ML 425 (Jimat-Scroll) dimana naskah-naskah Islam tersebut bercerita mengenai astronomi dan kutika yang memiliki diagram dan ilustrasi yang indah mencerminkan tradisi Islam yang berbaur dengan budaya lokal.

 

Hadir sebagai perwakilan Perpusnas, Ketua Kelompok Kerja Pengelolaan Naskah Nusantara Perpusnas Aditia Gunawan dan Ketua Tim Kajian, Penerbitan, dan Diseminasi Naskah Nusantara Perpusnas Ade Riri Riyani, Sabtu (25/1/2025).

 

Ketua Kelompok Kerja Pengelolaan Naskah Nusantara Perpusnas Aditia Gunawan menjelaskan partisipasi dan kolaborasi Perpusnas dalam pameran seni Islam terbesar di dunia ini sudah dipersiapkan sejak tahun lalu.

 

“Mulai dari pemilihan naskah, pengkurasian, penyiapan naskah, preservasi, transfer koleksi, instalasi hingga deinstalasi nanti. Ini menjadi pelajaran yang sangat berharga, bekerja bersama pada kurator tingkat dunia,” tuturnya.

 

Lebih lanjut, Aditia menyampaikan harapannya agar Perpusnas dapat senantiasa berpartisipasi dalam pameran-pameran bertaraf internasional seperti ini kedepannya.

 

“Pameran ini meningkatkan potensi kemitraan Perpusnas dengan lembaga-lembaga perpustakaan dan museum di dunia, juga meningkatkan kapasitas Perpusnas dalam penyiapan bahan pameran secara profesional,” pungkasnya.

 

Adapun perwakilan Indonesia lainnya adalah Museum Negeri Nusa Tenggara Barat yang menampilkan delapan koleksi dan Museum Sonobudoyo Yogyakarta yang menampilkan 18 koleksi.

 

Islamic Arts Biennale yang diselenggarakan oleh Diriyah Biennale Foundation (DBF) bertujuan untuk menjadi program internasional yang memperkaya diskursus budaya dan seni Islam. Dengan mengusung tema “And All That Is in Between”, panitia ingin menampilkan ekspresi seni Islam yang majemuk dari seluruh penjuru dunia, menampilkan artefak2 warisan Islam hingga perkembangan seni kontemporer.

 

Islamic Art Biennale 2025 diikuti lebih dari 30 institusi seni terkemuka dari berbagai negara di dunia termasuk diantaranya Denmark, Mesir, Prancis, Indonesia, Italia, Kuwait, Mali, Palestina, Qatar, Arab Saudi, Spanyol, Tunisia, Turki, Inggris, Amerika Serikat, dan Uzbekistan. Adapun institusi yang terlibat antara lain Museum Louvre (Paris), Victoria and Albert Museum (London), Museum of Islamic Art (Doha) dan sejumlah koleksi penting lainnya yang memamerkan artefak bersejarah Islam.

 

 

Reporter: Aditia Gunawan & Anastasia Lily

 

Dokumentasi: Aditia Gunawan.