Visi Perubahan Perpusnas 2025
Salemba, Jakarta – Pada kegiatan Rapat Kerja Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) Tahun 2025 di Ruang Aula, Selasa (14/1/2025), Kepala Perpusnas, E. Aminudin Aziz umumkan visi kerja baru.
"Visi perubahan dicantumkan karena perubahan adalah sebuah keniscayaan. Baik internal maupun eksternal, perubahan akan mempengaruhi semua aspek. Untuk itu, mari kita berubah," ucapnya.
Menurut Amin, visi adalah sesuatu yang jauh di depan serta akan menjangkau ruang dan waktu.
"Perpustakaan Hadir Demi Martabat Bangsa" diangkat jadi visi sekaligus tagline baru Perpusnas.
Perpustakaan ke depan keberadaannya diharapkan dapat lebih berfokus pada upaya dalam meningkatkan ilmu pengetahuan masyarakat untuk tetap kreatif Dan meningkatkan kualitas hidup.
"Prestise sebuah bangsa diukur oleh kesejahteraannya. Maju dan sejahteranya masyarakat sebuah bangsa diukur dari pengetahuannya. Sehingga perpustakaan harus Hadir untuk merawat dan meningkatkan martabak bangsa," jelasnya.
Visi perubahan ini berimplikasi pada tiga hal yakni pentingnya kepemimpinan transformasional dan inspiratif, pengembangan program kerja yang memberdayakan pemangku kepentingan, serta konsep kerja yang lebih proaktif atau berinisiatif melayani.
Lebih lanjut, Amin menerangkan ciri-ciri kepemimpinan yang transformasional antara lain bekerja berdasarkan visi yang jelas dan terukur, berpikir kritis dan kreatif, mampu memberdayakan setiap sumber daya yang tersedia (sumber daya manusia, sumber daya finansial dan fasilitas, serta jaringan pribadi dan institusi), dan reflektif/belajar dari hasil kerja sebelumnya.
"Karena jelas dan terukur maka ada target yang harus dicapai, kemudian kritis maksudnya tidak asal tanda tangan atau menyetujui, harus direviu dulu dan kalau tidak setuju, beri catatan, selanjutnya setelah mengkritisi harus kreatif dan memberi solusi," terangnya.
Setelah menerangkan tentang ciri kepemimpinan yang dibutuhkan, Kepala Perpusnas memaparkan langkah selanjutnya yaitu karakteristik program yang transformasional dengan meliputi unsur fokus dan mendalam, terintegrasi, memberdayakan, dan adaptif.
Pertama, program yang fokus dan mendalam tetapi tetap menyeluruh atau komprehensif menyentuh setiap isu yang menjadi fokus.
Kedua, terintegrasi satu sama lain sehingga tercipta sinergi.
Ketiga, mampu memberdayakan pemangku kepentingan.
Keempat, adaptif terhadap perubahan.
"Sebuah program akan berhasil apabila dikerjakan berkelanjutan, itu menjadi tanggung jawab kita dalam melakukannya. Saya sungguh sangat berharap dengan iringan terima kasih kepada bapak ibu yang hadir di sini karena telah berkomitmen untuk siap melakukan perubahan," pungkas Amin.
Reporter: Basma Sartika
Dokumentasi: Prakas Agrestian dan Alfiyan Tarih Alfatih