Perkuat Budaya Baca, Perpusnas Salurkan DAK Fisik ke 29 Perpustakaan Daerah
Jakarta — Sebanyak 29 dinas perpustakaan provinsi/kota/kabupaten akan mendapat Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Sub Bidang Perpustakaan Daerah tahun 2025.
DAK Fisik Sub Bidang Perpustakaan Daerah tersebut terdiri dari 21 paket pembangunan gedung, satu paket perluasan gedung, satu paket renovasi gedung, 17 lokasi perabot, 17 lokus TIK serta bahan perpustakaan di 20 lokus.
Sekretaris Utama (Sestama) Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) Joko Santoso menjelaskan pentingnya DAK Fisik Sub bidang Perpustakaan Daerah karena belum memadainya dukungan anggaran di daerah, rendahnya tingkat perpustakan masih belum merata, serta skor PISA tahun 2022 Indonesia yang mengalami penurunan.
“Upaya meningkatkan budaya baca dan kecakapan literasi dilakukan melalui program DAK Fisik Sub Bidang Perpustakaan Daerah yang terdiri dari modernisasi prasarana gedung fasilitas layanan perpustakaan, penguatan sistem informasi perpustakaan yang terpadu, penyediaan sarana layanan perpustakaan yang memadai serta penguatan konten literasi untuk mewujudkan masyarakat berpengetahuan, inovatif, kreatif dan berkarakter” tuturnya, Selasa (4/2/2025).
Lebih lanjut, dia menjelaskan tahun ini adalah tahun pertama DAK Non Fisik, Dana Bantuan Pengembangan Program Perpustakaan Daerah Tahun 2025 diadakan dengan menu yang terdiri dari program publik peningkatan budaya baca dan literasi; pembinaan dan pendataan perpustakaan, dan naskah kuno nusantara, serta operasional layanan perpustakaan.
“Program ini bertujuan meningkatkan kualitas layanan perpustakaan umum daerah dalam rangka meningkatkan kegemaran membaca dan literasi untuk mewujudkan masyarakat berpengetahuan, kreatif, inovatif, dan berkarakter, serta mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas dan berdaya saing,” jelasnya.
Sementara itu, dekonsentrasi bidang perpustakaan adalah pelimpahan sebagian urusan pemerintahan bidang perpustakaan yang menjadi kewenangan perpustakaan kepada gubernur sebagai wakil pemerintah pusat.
Adapun rata-rata realisasi dekonsentrasi tahun 2020 sampai 2024 teratas yang paling baik adalah Sulawesi Utara,Kepulauan Riau dan yang ketiga terbaik adalah Gorontalo. Sedangkan Nilai Kerja Anggaran dari 2020 sampai 2024 paling tinggi diraih oleh provinsi Bali, yang kedua Sumatera Utara dan yang nomor tiga adalah Bangka Belitung.
“Pesan kami adalah optimalisasi anggaran dekonsentrasi untuk bisa mendorong dan mensinkronkan kegiatan-kegiatan terkait penguatan budaya baca dan kecakapan literasi dan kita manfaatkan anggaran-anggaran dekonsentrasi secara optimal untuk kegiatan-kegiatan disertai dengan akuntabilitas keuangan atau anggaran yang terbaik sehingga Nilai Kerja Anggaran bisa menjadi lebih tinggi,” pungkasnya.
Repoter: Anastasia Lily
Dokumentasi: Prakas Agrestian