Rakornas Bidang Perpustakaan 2025, Eka Kurniawan: Menjadi Penulis Dari Membaca

Rakornas Bidang Perpustakaan 2025, Eka Kurniawan: Menjadi Penulis Dari Membaca

Rakornas Bidang Perpustakaan 2025, Eka Kurniawan: Menjadi Penulis Dari Membaca

Jakarta, - Penulis Indonesia, Eka Kurniawan mengatakan, untuk menjadi seorang penulis bisa diawali dengan membaca.

Namun sayangnya menurut Eka, kebiasaan membaca buku bukan sesuatu yang muncul secara alamiah dan harus dimulai sedari dini. “Baca itu harus diperkenalkan kepada anak-anak melalui orang tua, guru atau siapapun. Dibiasakan dan kemudian dilatih dan baru dari sana muncul kebiasaan,” ungkapnya pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan Tahun 2025 di Jakarta.

Bahkan Penulis buku Cantik Itu Luka tersebut bercerita tentang banyak tokoh besar termasuk dirinya yang keinginan menulis mereka muncul karena faktor kebetulan. Ketertarikan Eka untuk membaca buku muncul ketika tidak sengaja menemukan taman bacaan di masa kecilnya. Rasa penasaran Eka muncul karena buku yang ada di taman bacaan itu sangat berbeda dengan apa yang ada di sekolah.

Dari sanalah ketertarikan Eka terhadap membaca buku tumbuh hingga menjadi seorang penulis. Yaitu diawali dengan ketidaksengajaan membaca buku.

Eka berharap faktor ketidaksengajaan dan kebetulan itu bisa menjadi hal yang dipersiapkan untuk banyak anak-anak Indonesia. Salah satunya dengan membuat akses buku dan bahan bacaan mudah dijangkau oleh berbagai lapisan masyarakat, khususnya anak-anak yang membutuhkan dukungan dan pondasi yang kuat dalam menciptakan kebiasaan membaca dan budaya literasinya.

Eka merasa perlu ada upaya untuk mencegat anak-anak dengan lingkungan penuh buku dan membuat mereka tidak sengaja terpapar dengan buku. Kemungkinan keinginan anak-anak untuk membaca akan lebih besar kalau ada buku di jangkauan tangannya, daripada mereka yang punya minat baca buku tinggi namun akses terhadap bukunya jauh.

“Yang menciptakan kebetulan-kebetulan itu memang harus kita. Mengepung anak-anak remaja dengan buku, mencegatnya, membuat mereka terpapar. Dengan begitu bukan mereka yang dipanggil-panggil untuk datang ke perpustakaan atau toko buku. Justru kita mendatangi mereka. Kita harus tahu dimana mereka bisa melihat buku-buku itu,” imbuhnya.

Dalam Rakornas Bidang Perpustakaan Tahun 2025 yang digelar pada 4-5 Februari tersebut, Eka berpesan bahwa buku tidak hanya berguna bagi seorang penulis. Buku berguna untuk mereka yang punya rasa ingin tahu yang besar namun tidak bisa melihat secara langsung. “Buku menjadi salah satu cara yang paling mudah untuk membuat horizon kita semakin luas. Misalkan ketika tinggal di satu tempat yang terisolir, hanya perlu jembatan keluar lewat buku”, pungkasnya.


Reporter: Eka Purniawati

Fotografer: Prakas Agrestian