Rakornas Bidang Perpustakaan 2025, Sinergi Membangun Budaya Baca dan Kecakapan Literasi untuk Negeri
Jakarta—Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan Tahun 2025.
Tahun ini, Rakornas Bidang Perpustakaan mengusung tema “Sinergi Membangun Budaya Baca dan Kecakapan Literasi untuk Negeri” yang diselenggarakan di Jakarta pada Selasa-Rabu (4-5 Februari 2025).
Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Edi Wiyono menyatakan literasi memiliki peran penting bagi kemajuan bangsa. Untuk itu, diperlukan kolaborasi, sinergitas, antara pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi nonpemerintah, sektor swasta, dan komunitas dalam upaya peningkatan literasi.
“Setiap pemangku kepentingan memiliki peran bersama untuk menciptakan program-program yang inovatif dan inklusif,” jelasnya dalam Pembukaan Rakornas Bidang Perpustakaan Tahun 2025 di Jakarta, pada Selasa (4/2/2025).
Dia menambahkan, Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional pasal 3 poin b mengamanatkan adanya sinkronisasi perencanaan dan penganggaran pembangunan nasional dilakukan untuk peningkatan keterpaduan perencanaan dan penganggaran.
“Ini agar lebih berkualitas dan efektif dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan nasional sesuai visi dan misi Presiden yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dengan menggunakan pendekatan tematik, holistik, integratif dan spasial,” urainya.
Pemimpin redaksi Perpusnas Press tersebut menjelaskan, untuk kepentingan tersebut, Perpusnas menyelenggarakan Rakornas Bidang Perpustakaan yang merupakan upaya untuk melaksanakan konsolidasi dan koordinasi antarpemangku kepentingan di bidang perpustakaan.
“Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang terdapat dalam Renstra Perpusnas, serta mendukung proses perencanaan partisipatif yang melibatkan seluruh jajaran pemangku kepentingan di bidang perpustakaan, dengan mekanisme bottom up dan topdown planning,” tuturnya.
Kegiatan ini diselenggarakan dengan tiga tujuan yakni merumuskan dan menyusun strategi yang terintegrasi di antara berbagai pemangku kepentingan (pemerintah, lembaga pendidikan, komunitas, sektor swasta, dan masyarakat) dalam meningkatkan literasi, meningkatkan koordinasi di antara berbagai lembaga, kementerian, dan organisasi yang terlibat dalam program literasi, serta memperkuat kemitraan di antara sektor publik, swasta, masyarakat sipil, dan komunitas lokal dalam membangun literasi.
Diharapkan pada akhirnya, Rakornas Bidang Perpustakaan Tahun 2025 menghasilkan satu naskah rekomendasi kebijakan dalam penyusunan program dan anggaran pengembangan perpustakaan dan literasi.
Menurutnya, literasi merupakan hal yang penting. Dia mengutip pernyataan Sekjen PBB pada 1997-2006 Kofi Annan yang menyatakan bahwa literasi adalah jembatan menuju harapan. Hal ini tentunya dapat dimaknai bahwa literasi bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga sebagai alat untuk mencapai impian meningkatkan kualitas hidup dan membuka peluang baru.
“Dengan literasi seseorang dapat mengakses informasi yang berguna untuk pengembangan diri, memahami dunia dengan lebih baik dan kritis, meningkatkan kesejahteraan melalui pekerjaan yang lebih baik serta dapat membantu masyarakat dengan berbagai ilmu, dan membangun perubahan positif,” ungkapnya.
Dalam Rakornas Bidang Perpustakaan Tahun 2025, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti dijadwalkan menjadi pembicara kunci pada Rabu (5/2/2025). Sementara Kepala Perpusnas membuka Rakornas Bidang Perpustakaan secara resmi sekaligus menyampaikan arah kebijakan Perpusnas pada Selasa (4/2/2025).
Rakornas menghadirkan para narasumber yang memiliki perhatian khusus kepada isu perpustakaan dan literasi yakni Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman, pegiat literasi Maman Suherman, Ketua Umum Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) Munawar Holil, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Gunungkidul Kisworo, serta kebijakan khusus yang disampaikan pimpinan tinggi Perpusnas.
Reporter: Hanna Meinita
Dokumentasi: Andri TK.