Perpusnas Dorong Pemanfaatan Dana Desa dan DAK Non-Fisik untuk Literasi Nias Utara

Perpusnas Dorong Pemanfaatan Dana Desa dan DAK Non-Fisik untuk Literasi Nias Utara

Perpusnas Dorong Pemanfaatan Dana Desa dan DAK Non-Fisik untuk Literasi Nias Utara

Salemba, Jakarta –  Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) Adin Bondar mengajak pemerintah daerah untuk memaksimalkan pemanfaatan Dana Desa dan Dana Alokasi Khusus (DAK) non-fisik dalam pengembangan perpustakaan. 

Dalam audiensi dengan Komisi II DPRD Kabupaten Nias Utara pada Rabu (15/01/2025), Adin menekankan pentingnya anggaran ini untuk membangun infrastruktur perpustakaan, menyediakan buku, dan menyelenggarakan kegiatan literasi di perpustakaan. 

Menyadari Nias Utara yang termasuk ke dalam kategori daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), Adin menjelaskan salah satu upaya yang dilakukan Perpusnas, yakni mendorong sinergi antara pemerintah daerah dan pusat agar program pengembangan perpustakaan dapat berjalan lebih optimal. 

“Kita harus fokus pada pengembangan budaya baca, sebab instrumen yang paling penting adalah manusia. Contohnya melalui program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS), yang saat ini telah Perpusnas terapkan di sekitar 4.000 desa di Indonesia,” ujarnya di Ruang Rapat Deputi, Gedung Perpusnas, Jalan Salemba Raya, Jakarta. 

Menanggapi kendala yang dialami, Adin menyemangati jajaran DPRD Kabupaten Nias Utara, terutama Komisi II, untuk terus menumbuhkan minat baca dengan penuh gelora. 

“Lewat kolaborasi dengan pemerintah pusat, kita bisa memanfaatkan berbagai potensi, baik dari segi anggaran maupun program,” pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua DPRD Kabupaten Nias Utara Herman Lahagu menyampaikan bahwa Nias Utara sebagai daerah otonomi baru yang terbentuk pada tahun 2008 masih menghadapi tantangan besar, baik dari sisi administrasi maupun infrastruktur.

“Saat ini, kami memiliki 11 kecamatan, tetapi baru empat kecamatan yang memiliki gedung perpustakaan yang berfungsi. Sisanya masih membutuhkan pembangunan gedung, koleksi buku, serta fasilitas pendukung lainnya,” jelasnya.

Herman mengonsultasikan strategi pengembangan perpustakaan daerah di Kabupaten Nias Utara. Ia memaparkan bahwa minat masyarakat, baik dewasa maupun anak-anak, untuk belajar sangat tinggi. 

“Kami dibatasi oleh minimnya sarana dan prasarana, terutama di bidang perpustakaan. Walaupun gedungnya ada, koleksi buku dan fasilitas seperti mobil keliling masih sangat terbatas. Kami berharap mendapat bimbingan dan dukungan dari Perpusnas,” tambahnya.

Ketua Komisi II DPRD Nias Utara Faogonaso Harefa menambahkan bahwa fasilitas seperti perpustakaan keliling dan gerobak baca yang pernah diberikan Perpusnas sejak tahun 2012 sangat membantu.

“Akan tetapi, menurut kami, masih diperlukan perhatian lebih untuk memenuhi kebutuhan literasi masyarakat di pelosok desa,” tuturnya sebelum memperoleh masukan dan dukungan dari Perpusnas.

Kunjungan ini dihadiri pula oleh Wakil Komisi II DPRD Kabupaten Nias Utara Noferman Zega beserta lima anggota Komisi II dan dua pendamping. Sementara dari pihak Perpusnas, terdapat Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus (PPUK) Nani Suryani, Pustakawan Ahli Madya Perwita Rengganingtyastuti, Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Ahli Madya Witanto, dan satu jajaran dari PPUK. 

 

Reporter: Alditta Khoirun Nisa 

Dokumentasi: Aditya Irfan